NABI HUUD AS
"Aad" adalah nama bapa suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama "Al-Ahqaf" terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yang tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam untuk bhn makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.
Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama " Shamud" dan " Alhattar" dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup yang mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yang subur dan menghasilkan yang melimpah ruah menurut anggapan mereka adalah kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yang mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.
Sebagai akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang kuat menindas yang lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa memeras yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut dan benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka.
Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya
Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yang sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dengan iman tauhid dan aqidah yang sesuia dengan fitrah.
Demikianlah maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dengan kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan dengan kawan-kawannya.
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yang mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta tubuh-tubuhan yang tegak dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yang sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.
Di terangkan oleh Nabi Hud bahaw adia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allah yang menciptakan mereka menghidup dan mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya drp mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mrk tetap menutup telinga dan mata mrk menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa tenggelam dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.
Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yang tidak pernah mrk dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa hairan bahawa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak dpt dimengertikan dan diterima oleh akal fikiran mereka. Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yang diterimanya dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.
Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:"Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yang tidak dpt kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan memebawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan direstuinya."
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud,Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kamu dpt melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaannya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya dpt bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dpt menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat drp kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh manusia dengan kepercayaan penuh kepada Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kamu perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang pasif tidak dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu."
Wahai Hud! jawab kaumnya,"Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain drp yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak dpt menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang drp kami , engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau eje hina dan cemuhkan."
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud, "aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak krg sesuatu pun dan ketahuilah bahwa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dpt mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi bandaku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pd diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar pesuruh Allah yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu karena Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke jalan yang benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah Tuhan seru sekalian alam Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh0tumbuhan bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahiulah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu yang baik dan soleh mendpt ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kepada kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku."
Kaum Aad menjawab: " Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah mendpt kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal bahwa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yang engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu karena bayangan azab dan seksa yang engkau bayang-bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta."
Baiklah! jawab Nabi Hud," Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dpt melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya."
Read More Add your Comment 1 komentar
Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh
tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan
penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha
Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang
benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan
oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke
tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan
sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan
medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia.
Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:
Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman
kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah
engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari
kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan
Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah!
Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal
di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau
biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain
anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak
perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan
menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah NabiNuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang
diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan
agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja
siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dapat bekerja
dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia
tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui
tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan
mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan
pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu,
kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang
engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik
oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke
laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap
dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti,
jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak
bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang
kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri
kamu."
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan
laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah
engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda dari-Ku
maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua
pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan
izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan
dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota
dan desa menggenangi daratan yang rendah maupun yang tinggi sampai mencapai
puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat
itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan
pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal NabiNuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah
lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah
orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha
menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam
lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan
melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas
permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang
bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak
menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah
itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang
seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas
menghadapi maut ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak
dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan
gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada
Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani
hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena
racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu
menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan
kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku
tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan
diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh
air bahaya ini."
Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat
menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak
akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan
ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar
gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya,
tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar
kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam
keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan
berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku
dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji
benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah
berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk
keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu
menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir dari pada kaummu.Coretlah
namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu
mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke
dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin
keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan
dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka
akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada
dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang
engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam
golongan orang-orang yang bodoh."
Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih
sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah
terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia
tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana
banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan
puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta
kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya
itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan
berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang
terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang
aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan
maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang
rugi."
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum
Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah
lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit "
Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai
Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi
barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di
antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud"
ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan
perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahwasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan
kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih
berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan
yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan
dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama
berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan
ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Read More Add your Comment 0 komentar
Abdullah Al-Khuwarizmi
Abdullah Al-Khuwarizmi
Dia bernama AbdullahMuhammad bin Musa Al-Khuwarizmi.
Dilahirkan pada tahun 164 H (780
M) di daerah Khuwarizm di Asia Tengah (Anatolia). Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin
Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi,
al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan
beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M
adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat
antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup
sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup
di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun
266H/850M di Baghdad.
Pribadi al-Khawarizmi
Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann berkata…." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains".
Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat [The Elements] hasil karya Euklid : geometri dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani iaitu ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman firaun [2000SM]. Kemudian Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke 6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama pada abad ke9M
Al-Khuwarizmi memiliki beberapa hasil
penelitian ilmiah dan buku-buku yang dikarang di bidang matematika (menghitung,
aljabar, dan geometri), astronomi, geografi, dan musik. Dia mendapatkan
kepercayaan dari dua khalifah; Al-Ma’mun dan Al-Watsiq, sehingga keduanya
menyerahkan tugas-tugas penting kepadanya dan menugaskannya untuk mengadakan
riset-riset ilmiah.
Penemuan ilmu Al-Jabar
Ilmu Aljabar adalah ilmu peninggalan Arab-Islam dan karya dari Al-Khuwarizmi.
Dia menggagas ilmu ini dan menjadikannya sebagai ilmu tersendiri yang terpisah
dari ilmu hitung. Asal mula penamaannya adalah bahwa ketika dia menggagas ilmu
Aljabar, dia menulis sebua buku penting yang berjudul Aljabar wal Muqabalah.
Akan tetapi kata yang pertama lebih identik dengan nama ilmu ini, sehingga
disebut Aljabar.
Penemuan di bidang Trigonometri
Al-Khuwarizmi mempelajari hitungan
trigonometri dan mengadakan penelitian tentangnya. Dia adalah orang yang
pertama kali membuat dan menerbitkan tabel trigonometri Arab, yang di dalamnya
juga terdapat sinus dan tan. Tabel-tabel ini telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin pada abad kedua belas Masehi.
Penemuan di bidang ilmu Falak (Astronomi)
Dalam ilmu geografi, Al-Khuwarizmi menulis
buku “Shuratul
Ardh” yang membenarkan pendapat
Ptolemaeus dan menulis peta yang lebih detil dari pada peta yang ditulis oleh
Ptolemaeus. Dia juga menulis buku berjudul “Taqwimul Buldan.”
Seorang orientalis Italia, Carlo
Nallino mengakui bahwa buku-buku
yang ditulis oleh Al-Khuwarizmi dalam ilmu geografi dan astronomi bukan hanya
sekedar kutipan dari ilmu geografi bangsa Yunani, akan tetapi dia telah mampu
membuat membuat ilmu geografi sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
Read More Add your Comment 2 komentar
KISAH NABI NUH AS
Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan
kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah"
masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara
berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan
mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran
dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga
ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala
ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya
sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak
segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan
menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas
manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera
kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd "
dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan
digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu,
mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada
tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang
diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang
diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan
oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang
menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa
tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada
manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi
bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan
berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu
Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan
diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan
kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang
berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh
seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam
tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh
kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani
mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila
menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima
hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka
membantahnya atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah
kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam
setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara
terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima
dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak
melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin
berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi
dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan
penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari
dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka
terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan
persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada
kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan
mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan
mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami
ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti
orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang
yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah
masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya
fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa
memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu
itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada
kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya
orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka
masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang
luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak
kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas
kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih
pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami
terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta
belaka."
Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau
mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku
mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu
tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran
dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh
kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku
hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk
menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak
mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya
kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan
gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang
diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang
berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab
dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang
berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari
kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui,
maha pengasih dan Maha Penyayang.".
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau
menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan
kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari
orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari
pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan
dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam
suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang
menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan
buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan
papa."
Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama
yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun
yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa
dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap
agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan
keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang
dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku
sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima
dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta
mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu
menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt
mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila
mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan
sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu
yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat.
Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.
Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran
kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan
dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:
"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup
berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak
akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan
adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi
dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang
engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin
melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih
tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."
Read More Add your Comment 0 komentar